Halaman
185
Membahas Karya Sastra Lama
i
Membahas Karya Sastra
Membahas Karya Sastra
Lama
Lama
19
Anda pernah membaca hikayat, bukan? Kali ini Anda akan
belajar mendeskripsikan hikayat dengan bahasa masa kini.
Tujuannya agar Anda dapat mengungkapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam hikayat. Setelah itu, Anda pun akan belajar
mengaanalisis penggalan hikayat dan cerpen, serta menelaah
komponen kesastraan teks drama.
14
14
S
u
m
b
e
r
:
D
o
k
u
m
e
n
t
a
s
i
P
e
n
e
r
b
i
t
185
185
Pelajaran
Pelajaran
Alokasi waktu: 12 jam pelajaran
Peta
Peta
Konsep
Konsep
melalui
proses
melalui
proses
melalui
proses
Menceritakan cerita lama
dengan bahasa masa kini
Menganalisis penggalan
hikayat dan cerpen
Menelaah komponen
kesastraan teks drama
• memahami unsur
intrinsik teks drama
• mengetahui
perbandingan unsur-
unsur dalam hikayat
dan cerpen
• mengetahui
penggunaan gaya
bahasa dalam hikayat
• menyampaikan
kembali hikayat
Kegiatan
Bersastra
terdiri atas
186
186
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Penelaahan komponen sastra telah Anda lakukan pada cerpen,
novel, dan teks drama. Bacalah kembali materi yang mengulas
struktur/unsur yang membangun cerita tersebut. Pada praktiknya,
telaah struktur tersebut bisa juga diterapkan pada hikayat.
Hikayat sebagai bagian karya sastra lama mempunyai
karakteristik sastra yang unik. Keunikan tersebut dapat diamati
dari gaya bahasa, alur, tokoh, sampai amanat yang terkandung di
dalamnya.
Bacalah penggalan Hikayat Bachtiar berikut dengan cermat.
Hikayat Bachtiar
Raja Azadbacht dan istrinya sedang hamil,
meninggalkan istana dan negeri yang dicintainya.
Permaisuri itu akhirnya melahirkan seorang
putra. Namun, bayi itu tidak dapat diasuhnya.
Ia meninggalkan bayi itu dalam hutan.
Bayi akhirnya ditemukan oleh seorang
penyamun. Ia memeliharanya hingga bayi itu
tumbuh menjadi dewasa.
Dalam sebuah peristiwa, penyamun di
tangkap oleh tentara kerajaan. Semua keluarga-
nya, termasuk putra yang ditemukan di hutan
itu, ikut digiring ke istana raja. Namun ber-
untung, raja itu sangat cinta dan menyayangi
anak-anak yatim piatu. Anak malang itu,
akhirnya dipelihara oleh kerajaan dan diberi
nama Bachtiar.
Sebenarnya, raja itu tidak menyadari
bahwa sang anak itu adalah buah kasihnya yang
di ting
galkan di dalam hutan beberapa tahun
yang silam. Sebaliknya, Bachtiar juga tidak tahu
bahwa yang dihadapinya adalah sang ayah.
Bachtiar tetap disayangi oleh raja sehingga
ketika dewasa dan matang usianya, ia bekerja
di kerajaan dan diberi jabatan penting. Oleh
karena itu, ia memangku jabatan yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan jabatan pembesar
istana. Mereka berniat membinasakan
Bachtiar.
Para pendengki itu, mulai menyebarkan
fi tnah. Tidak tanggung-tanggung Bachtiar difi t-
nah menjalin hubungan dengan permaisuri.
Akhirnya, Bachtiar ditangkap dan dipenjara.
Para mentri dan pejabat yang iri itu mem-
pengaruhi raja agar segera memberi k
eputusan
hukum. Bachtiar harus dihukum.
Raja bimbang dan seolah-olah tidak
percaya bahwa Bachtiar menjalin hubungan
dengan permaisuri. Namun, para menteri
terus dan terus mempengaruhi raja agar
segera mem beri keputusan hukum. Bachtiar
harus di hukum mati.
Raja yang bimbang itu, tetap memberi
kesempatan hidup bagi Bachtiar semalam lagi.
Para pendengki di istana terus membujuk
raja agar Bachtiar cepat dihukum mati.
Akhirnya, raja atas pengaruh itu,
memutus
kan hukuman mati bagi Bachtiar.
Bachtiar mayang dengki, anak ini jadi korban."
Pucat dan bergetarlah semua pejabat
istana yang iri dan berkhianat itu.
"Ampun, Baginda Raja. Anak ini sebetulnya
anak Baginda Raja yang ditinggal di hutan
hingga ditemukan oleh saya."
Kaget dan bercampur bahagia, Baginda
akhirnya mengurungkan niat menghukum mati
Bachtiar.
Atas kecerdasan dan kejujuran Bachtiar,
akhirnya ia diangkat menjadi raja menggantikan
ayahnya.
Sumber:
Perintis Sastera
, 1951 dengan pengubahan
Menceritakan Cerita Lama
Menceritakan Cerita Lama
dengan Bahasa Masa Kini
dengan Bahasa Masa Kini
A
Anda diharapkan dapat:
• mengetahui ciri-ciri
penggunaan gaya
bahasa hikayat;
• menyampaikan kembali
isi hikayat dengan
bahasa masa kini.
Tujuan Belajar
187
187
Membahas Karya Sastra Lama
Hikayat Bachtiar tersebut menampilkan tokoh "hitam–putih"
untuk karakternya. Hal ini tampak pada tokoh Bachtiar sebagai
tokoh utama yang berwatak "putih" (baik). Tokoh berwatak baik,
tetapi bukan tokoh utama adalah penyamun dan raja. Tokoh hitam
ditunjukkan oleh para pembesar istana (yang dengki).
Alur mulai dikenalkan ketika peristiwa penangkapan
penyamun dan keluarganya beserta Bachtiar. Dari peristiwa itu,
konflik bermunculan, terutama pada peristiwa peng angkatan
Bachtiar menjadi pejabat istana yang menyebabkan para pem besar
istana merasa iri. Konfl
ik memuncak ketika raja mulai terpengaruh
hasutan para pembantunya yang iri. Akhirnya, raja mulai goyah
pen diriannya.
Kejutan (
suspens
) hadir ketika raja akan memutuskan hukuman
mati bagi Bachtiar. Kejutan ini ditunjukkan ketika penyamun
hadir memberi kesaksian bahwa Bachtiar anak yang baik dan
sebenarnya putra raja sendiri. Raja mengalami perubahan sikap.
Ia menjadi berpikir sebalik nya. Dari bimbang ke tegas; konfl
ik
akhirnya melerai dan menuju akhir, yakni raja mulai percaya atas
kesaksian pe nyamun.
Kisah ini berakhir dengan
happy ending
, yakni kebahagiaan
raja bertemu dengan anaknya, Bachtiar, yang akhirnya diangkat
menjadi raja. Sedangkan para pendengki diberi hukuman mati
oleh raja.
Dari telaah itu, unsur-unsur pembangun cerita hikayat dapat
diketahui dengan mudah. Bahkan, tema cerita pun dapat di-
simpulkan, yakni sifat baik selamanya akan baik dan sifat dengki
selamanya akan buruk. Bahkan, timbal balik atas sifat hitam putih
itu akan terasa oleh pelaku-pelakunya.
Bacalah Hikayat Abunawas berikut dengan saksama.
Hikayat Abunawas
Ketika memerintah di negeri Bagdad, Raja
Harun sangat adil sehingga dicintai rakyatnya.
Raja Harun mempunyai seorang penghulu
yang setia bernama Maulana Kadi. Maulana Kadi
ini memiliki anak bernama Abunawas. Anaknya
ini kelak diharapkan dapat meneruskan pe-
kerja
an ayahnya karena sang ayah sudah lanjut
usia.
Beberapa kali Abunawas menolak meng-
gantikan pekerjaan ayahnya sebagai penghulu.
Bahkan, ketika sang ayah meninggal. Abunawas
tetap menolak menggantikan pekerjaan ayahnya.
Hati Abunawas gelisah karena ditinggal
mati oleh ayahnya. Satu hal lagi, Abunawas
merasa cemas karena dicalonkan sebagai
penghulu.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
188
188
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Pada pelajaran sebelumnya, Anda telah mempelajari unsur-unsur
intrinsik dari hikayat dan cerpen. Dengan demikian, kini Anda telah
mengetahui bagaimana unsur-unsur dalam hikayat dan cerpen. Nah,
dalam Pelajaran kali ini, Anda akan belajar membandingkan kedua
karya sastra tersebut. Materi pelajaran yang telah Anda dapatkan pada
Pelajaran sebelumnya dapat memudahkan Anda dalam mengikuti
Pelajaran ini. Maka dari itu, bukalah kembali materi Pelajaran
tersebut.
1. Identifi
kasilah komponen kesastraan hikayat tersebut.
2. Bahaslah hubungan antarkomponen hikayat tersebut.
3. Buatlah kesimpulan hasil pembahasan tentang struktur keseluruhan
hikayat.
Menganalisis Penggalan
Menganalisis Penggalan
Hikayat dan Cerpen
Hikayat dan Cerpen
B
Setelah jenazah sang ayah dimakamkan,
Abunawas berpikir untuk mencari alasan agar
terhindar dari jabatan itu.
Tidak lama ia tersenyum. Tampaknya ia
telah mendapatkan ide untuk menghindari
jabat
an penghulu itu. Abunawas pura-pura
hilang ingatan. Ia mengambil daun pisang dan
di buatnya kuda-kudaan. Kudaan-kudaan itu
ia tunggangi sambil berteriak dan berlari-lari.
Orang mulai keheranan dan bertanya-tanya.
"Abunawas gila! Abunawas hilang ingatan!"
Kejadian ini membuat Raja Harun kaget
dan seolah-olah tidak percaya. Oleh karena
itu, Raja Harun memerintahkan anak buahnya
untuk menghadapkan Abunawas di kerajaan.
Abunawas dipelihara oleh Raja Harun,
dengan harapan bisa sembuh penyakitnya
itu. Walau dalam keadaan "gila", Abunawas
menunjuk
kan kecerdikannya. Hal ini terbukti
ketika suatu hari Raja Harun menyuruh
rakyat
nya ber kumpul di depan masjid setelah
shalat Jumat.
Pada hari yang ditentukan, rakyat sudah
berkumpul semua. Baginda Raja berbicara di
depan rakyatnya. "Wahai rakyatku, barang
siapa yang dapat mengangkat masjid ini, maka
aku akan memberi hadiah sebuah negeri dan
men jadikannya sebagai raja muda!"
Rakyat terheran-heran. Seolah-olah me-
ng ejek raja karena dianggap tidak masuk akal.
Tidak seorang pun yang dapat menyanggupi-
nya. Di tengah-tengah keramaian itu, Abunawas
muncul dan berkata, "Aku akan mencoba
memindah
kan masjid ini! Dengan syarat,
beri aku waktu sepuluh hari dan potong
lah
kambing sebanyak-banyak untuk memberi
makan rakyat!"
Setelah waktu yang ditentukan, Baginda
Raja ingin membuktikan Abunawas mampu
meng
angkat dan memindahkan masjid itu.
Tiba-tiba, Abunawas berkata kepada semua
orang, "Hadirin semua, tolong angkatkan
masjid ini ke atas pundakku. Akan aku
pindahkan masjid sesuka Baginda Raja", lalu,
Abunawas berkata lagi, "Masjid ini dapat aku
pindahkan asal ada di pundakku." Mendengar
alasan Abunawas itu, Raja Harun tertawa dan
merasa bahwa Abunawas memang cerdik ....
Sumber
:
Kesusasteraan Indonesia
, 1961
Anda diharapkan dapat:
• menganalisis unsur
intrinsik dalam
hikayat dan novel;
• menget5ahui
perbandingan unsur-
unsur dalam hikayat
dan cerpen.
Tujuan Belajar
189
189
Membahas Karya Sastra Lama
. . .
Rawana tidak suka kepada anak yang di-
lahirkan Mandudari karena menurut ramalan
anak itu akan dibinasakan oleh bakal suaminya
kelak. Karena itu, Rawana hendak melenyapkan
nya. Akan tetapi atas desakan istrinya, per-
buat
an itu tidak jadi dilakukannya. Anak itu
kemudian dimasukkan ke dalam peti besi dan
dihanyutkan. Anak itu kemudian ditemukan
oleh Maharesi Kali, dan diberi nama Sita Dewi.
Maharesi Kali menanam 40 batang pohon
lontar serta berjanji barang siapa yang dapat
menembusnya dengan satu kali panah saja
maka ia akan dijadikan suami Sita Dewi. Rama
dan Laksamana diundang oleh Maharesi Kali
untuk ikut serta dalam per
lomba
an memanah
yang diadakan dalam sayembara. Pada mulanya,
Dasarata tidak suka kedua anak nya itu ikut
sayembara. Dasarata mengirimkan saja sau-
dara Rama yang lain, hanya tidak seorang
pun di antaranya yang sanggup menembus
keempat puluh pohon lontar itu. Karena tidak
seorang pun yang berhasil, akhirnya Rama
dan Laksamana diberi izin untuk turut dalam
sayembara itu.
Dalam perjalanan menuju ke tempat
Maharesi Kali, Rama melakukan beberapa
per
buatan yang hebat, panah Ramalah yang
dapat menembus keempat puluh pohon
lontar itu dengan baik. Rawana yang menjadi
saingan
nya hanya dapat menembus 35 pohon.
Karena kemenangan itu, Rama lalu dikawinkan
dengan Sita Dewi. Rama sebenarnya kawin
dengan saudaranya sendiri karena sebelumnya
Mandudari jatuh ke tangan Rawana, ia telah
mengandung anak Dasarata Bapak Sri Rama.
Atas kemenangan, itu Rawana menaruh
dengki dan amarah kepada Rama, tetapi
ia belum berani menyerang karena belum
datang saatnya. Sebelum Rawana menyerang,
Rama telah mengalahkan beberapa musuhnya.
Ia telah memperlihatkan kesaktiannya pula
dalam bermacam-macam hal, dia telah berhasil
menga lahkan Pusparama.
Seperti telah dikatakan bahwa Rama tidak
dapat menggantikan ayahnya menjadi raja.
Rama sendiri tidak menyesal tentang itu karena
ia sendiri lebih suka bertapa. Tetapi sebaliknya,
Dasarata, ayahnya, selalu bersedih hati sampai
meninggal. Kemudian, Sri Rama, Laksamana, dan
Sita Dewi mengasingkan diri ke dalam hutan
untuk bertapa.
Terdengar pula berita bahwa Rawana ber-
musuhan dengan raja-raja kera. Karena Balia
dan Semburana, telah melanggar negeri kera.
Istri Rawana, Belia Putri, dari raja kera yang
lain. Hanoman melarikan 40 orang perempuan
dari istana. Rawana telah kehilangan istrinya.
Berkat pertolongan Maharesi, Rawana dapat
mem
peroleh istrinya kembali. Istrinya itu sudah
hamil pula dan kandungannya itu dilahirkan
dengan perantaraan seekor kambing. Anaknya
laki-laki diberi nama Anggada. Rupanya persis
seperti kera.
Dalam cerita itu, panjang lebar diuraikan
asal-usul kera itu. Yang penting di dalamnya ialah
kelahiran Hanoman. Ia dilahirkan oleh seorang
putri, Dewi Anjani namanya. Dewi Anjani hamil
dengan cara yang luar biasa sebab mani Sri
Rama dengan perantaraan Bagu dimaksukkan
ke dalam badan Dewi Anjani. Setelah besar,
Hanoman ingin mengetahui siapa ayahnya dan
karena itu ia pergi bertapa supaya mendapat
pengetahuan.
. . .
Sumber
:
Perintis Sastera,
1951
dengan pengubahan
Sekarang, bacalah kutipan hikayat berikut ini dengan
saksama.
Setelah Anda membaca hikayat, tentu Anda sudah mem punyai
persepsi sendiri mengenai
tokoh, latar, nilai, tema, dan motif
dari hikayat tersebut. Sekarang, bandingkan dengan penjelasan
berikut.
190
190
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Lukisan ini dibuat oleh seorang pelukis,
yang sekarang alih profesi sebagai pedagang
sebuah toko. Dia memajang lukisan itu di
tengah-tengah tokonya. Menurut pemilik toko,
lukisan yang dibuatnya itu adalah karya bagus
yang tidak bisa dibuat lagi. Namun, harus di-
nikmati oleh banyak orang.
Lukisan itu berbentuk seorang perempuan
yang berwajah biasa. Namun, kelihatan sangat
bersenang hati. Itu gambar Sumi.
Sumi sudah tidak ingat, kalau dia pernah
dilukis. Sebab kini dia istrinya Bejo, lelaki
sedesa
nya. Sumi mencintai suaminya. Ucapan
suami adalah perintah bagi Sumi, yang diterima-
nya dengan lego lilo.
Pada suatu kali temannya, Juminten, yang
bekerja di pabrik datang dan bercerita. "Hidup
sebagai buruh pabrik, gajinya kecil. Tapi, aku
senang, daripada menunggu uang dari suamiku,
Tokoh dalam cerita hikayat biasanya orang-orang seputar
kerajaan, kahyangan dan sebagainya seperti putri, raja, pangeran,
nabi, dewa, raksasa, atau dari kalangan istana. Dalam Hikayat Sri
Rama tersebut, tokoh terdiri atas Raja Dasarata, Madudari, Rama,
Laksamana, Baliaadri, Citradana, Bardana, Kikurui, Rawana, Sita
Dewi, dan Hanoman.
Cerita hikayat tersebut memfokus kan tokohnya pada Sri Rama
meskipun tokoh-tokohnya cukup banyak dan beragam. Tokoh
protagonis dalam hikayat tersebut adalah sri Rama, sedangkan
tokoh antagonisnya yaitu Rawana.
Latar tempat dalam cerita hikayat tersebut dapat diketahui
dengan mudah karena menampilkan latar kehidupan di istana,
pengem baraan di hutan, atau di kayangan.
Tema cerita Hikayat Sri Rama adalah perjuangan Sri Rama
untuk mendapatkan kembali Sita yang diculik Rawana.
Motif dalam kutipan Hikayat Sri Rama yakni untuk mendapat
sang kekasih (Sita Dewi).
Nilai atau amanat dalam sebuah hikayat memuat pesan-
pesan yang luhur yang berguna bagi kehidupan manusia. Dengan
demikian, nilai dalam hikayat masih relevan dengan kehidupan
masa kini.
Sedangkan tokoh pada cerpen biasanya tokoh nyata, manusia.
Jarang ada cerpen yang memiliki tokoh
Sekarang, bandingkan dengan penggalan cerpen berikut.
yang kadang memberi tapi lebih banyak tidak.
Aku bisa jalan-jalan ke mana saja dengan
uangku."
Sumi sebetulnya ingin juga mencoba,
barang sebulan atau dua bulan, agar bisa beli
baju dan jalan-jalan seperti Juminten. Tentu
saja, Bejo tidak pernah memberi izin kepada
Sumi Dan dengan telak Bejo bicara kepada
Juminten, "Kalau suamimu mengizinkan kau
kerja di pabrik, itu urusannya. Tapi, kau paham
kan kalau Sumi itu hakku."
Ketika Bejo berkata begitu kepada
Juminten, di tempat yang lain, pemilik lukisan
bercerita ke seorang langganannya, mahasiswi
yang suka ngebon di tokonya. "Sumi seorang
perempuan sederhana yang sangat menikmati
hidup ini."
Mahasiswi itu menimpali, "Betul Pak,
mungkin perempuan seperti dia lebih bisa me-
191
191
Membahas Karya Sastra Lama
nikmati hidup ini. Saya terkadang iri sebab dia
bisa memecahkan kehidupan ini dengan cara
yang sederhana."
Sumi yang sedang dibicarakan, baru saja
ditampar suaminya. Karena Sumi masih bicara
tentang keinginannya untuk bekerja di kota.
"Kalau saya dengar ucapanmu lagi, kamu
tahu sendiri akibatnya!"
Sumi tertunduk. Dia takut sekali dengan
ucap an suaminya.
Pemilik toko itu, selanjutnya berkata ke-
pada teman bicaranya. "Saya tertarik melukis
dia. Karena saya anggap dia begitu bahagia."
Dan mahasiswi itu cepat-cepat menjawab,
"Yah, kadang-kadang kita tidak bisa tahu lagi
apa yang kita kerjakan untuk menghadapi
hidup yang desak-mendesak ini."
Sementara itu, tiba-tiba Sumi ingin sekali
punya anak. Dia merasa perlu memiliki anak
yang pintar, agar bisa membawanya ke kota
untuk belanja dan jalan-jalan. Tetapi Bejo
tidak setuju dengan pikirannya. Menurut Bejo,
dia kan sudah punya tiga anak dari suaminya
yang ter dahulu. Dan lagi Sumi sudah berjanji
akan menjadi ibu dari anak-anaknya. Bejo
mengata
kan, sebaiknya dua atau tiga tahun lagi
mereka punya anak, kalau Bejo sudah punya
pekerjaan yang lebih bagus. Sumi sebetulnya
ingin mem bantah.
Seorang penggemar seni datang
ke Pe
dagang itu, menawar gambar Sumi
yang ter senyum dengan harga yang selalu
diimpikan oleh setiap pelukis. Di sisi lain, di
kebun jati, Sumi merasa sulit bernapas. Dia
membayangkan,
Sumber
:
Sumi dan Gambarnya,
karya Ratna Indraswari
Tokoh pada cerpen tersebut diantaranya adalah sumi, Bejo,
mahasiswi, dan Juminten. Sumi sebagai tokoh utama memiliki
karakter sederhana, penyabar, dan penurut. Sedangkan Bejo
memiliki karakter yang seenaknya dan egois. Juminten, pelukis,
dan mahasiswa selaku tokoh pembantu memiliki karakter perhatian
terhadap orang lain.
Latar dalam yang paling terlihat cerpen ini yaitu di toko,
sedangkan alur yang digunakan oleh pengarang yaitu maju mundur
dan cukup sederhana.
Tema dari cerpen ini yaitu tentang perempuan yang sangat
taat pada suaminya. Dari cerpen ini terlihat bahwa pengarang ingin
menyuarakan protesnya terhadap kaum laki-laki.
Amanat dari cerpen ini adalah penulis ingin membiaskan
perbedaan gender antara laki-laki dengan perempuan. laki-laki dan
perempuan memiliki hak yang sama.
Nah sekarang, Anda dapat membedakan unsur-unsur dari
keduanya, bukan?
Agar pemahaman Anda lebih mendalam lagi, sekarang
kerjakanlah pelatihan berikut ini.
192
192
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Bacalah Hikayat Merong Mahawangsa berikut dengan saksama.
Hikayat Merong Mahawangsa
Hikayat ini men ceritakan tentang sejarah
kuno Kedah, sebelum raja-rajanya memeluk
agama Islam.
Setelah pengantar dengan puji-pujian
ke pada Allah, cerita dilanjut kan dengan men-
cerita
kan bahwa Nabi Allah Sulaiman menjadi
raja di dunia. Suatu hari datang seekor burung
garuda melaporkan kepada Nabi Sulaiman
bahwa putra Rum akan meminang Putri Cina
untuk dijadikan istri. Menurut burung garuda
per
kawinan ini tidak cocok dan ia ingin
memisah
kannya. Nabi Sulaiman mem
per-
silakan nya.
Burung garuda terbang ke negeri Cina
dan melarikan Putri Cina ke negeri Langkapuri.
Sementara itu Raja Rum telah memerintah
kan
Merong Mahawangsa mengantar Putra Rum
ke negeri Cina. Dalam perjalanan ke Cina,
semua kapal dihancurkan oleh burung garuda.
Meski
pun demikian, Putra Rum tidak mati. Ia
terdampar di pantai Langkapuri dan bertemu
dengan Putri Cina. Putri Cina menyuruh
burung garuda me ngambil pakai an kebe
saran-
nya ke Cina. Ketika garuda pergi ke Cina
de ngan pera saan som bong yakin telah me-
misahkan Putra Rum dengan Putri Cina, justru
Putri Cina dan Putra Rum memadu kasih. Nabi
Sulaiman yang me ngetahui hal ini tertawa saja
dan kemudian memerintah kan agar Putri
Cina dan Putra Rum dibawa menghadapnya.
Mengetahui hal ini, garuda sangat malu lalu
menceburkan dirinya ke laut.
Merong Mahawangsa bukan mati, melain-
kan terdampar di suatu tempat dan mendirikan
sebuah negeri di situ. Negeri itu diberi nama
Langka Suka. Selanjutnya diceritakan bahwa
Merong Mahawangsa memerintah dengan
adil di Kedah Zamin Turan. Ia memiliki empat
orang putra, yaitu seorang menjadi raja di
negeri Siam, se
orang menjadi raja di Perak,
seorang perempu an menjadi raja di Patani.
Putri yang bungsu men
jadi raja di Kedah setelah
Merong Mahawangsa wafat dengan gelar Sri
Mahawangsa. Kerajaan lalu dipindahkan ke Si
Rukem.
Sumber
:
Ensiklopedi Sastra Indonesia,
2004
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
1. Jelaskan bagaimana watak tokoh-
tokoh dalam Hikayat
Merong Mahawangsa tersebut.
2. Analisislah latar yang ada dalam Hikayat Merong
Mahawangsa.
3. Apa tema cerita Hikayat Merong Mahawangsa?
4. Tentukan
motif dalam Hikayat Merong Mahawangsa.
5. Identifi
kasilah nilai-nilai yang terdapat dalam Hikayat
Merong Mahawangsa.
6. Hubungkan nilai budaya dalam hikayat dengan nilai budaya
sekarang.
7. Bacalah seguah cerpen, kemudian bandingkan unsur-
unsurnya dengan penggalan hikayat di atas.
193
193
Membahas Karya Sastra Lama
Bagaimana hasil belajar Anda pada pelajaran sebelumnya?
Mengubah cerita pendek menjadi naskah drama ternyata
mengasyikkan. Nah, sekarang Anda akan belajar menelaah
komponen kesastraan dalam teks drama. Hal ini perlu untuk
melatihmu memahami isi drama yang dibaca atau diapresiasi
Dalam Pelajaran 10 bagian D, Anda telah belajar menelaah
komponen kesastraan dalam teks drama. Untuk meningkatkan
kemampuan Anda menelaah komponen kesastraan drama, bacalah
penggalan teks drama berikut.
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
1. Bacalah sebuah cerita hikayat. Kemudian, analisis unsur-
unsur intrinsiknya.
2. Hubungkan nilai budaya dalam hikayat yang telah Anda baca
dengan nilai budaya sekarang.
3. Buatlah ringkasan ceritanya.
Anda diharapkan dapat:
• memahami
unsur-
unsur intrinsik dalam
teks drama;
• mengetahui
perbandingan unsur-
unsur dalam teks
drama dengan karya
sastra lain.
Tujuan Belajar
Menelaah Komponen
Menelaah Komponen
Kesastraan Teks
Kesastraan Teks
Drama
Drama
C
Atun : Masih sakit, Pak Udin?
Bapak : (suara lemah) Yaa, rasanya makin parah
saja.
Atun :
(melihat sekeliling) Tapi, tunggakan
sewa rumah yang sudah enam bulan
akan dilunasi segera, kan? Aku lihat
Amat sedang keluar, ia sedang ber-
usaha, bukan?
Bapak : Bang, saya ... saya belum dapat me
lunasi
sekarang. Untuk berobat juga tidak ada
.... (batuk-batuk).
Atun: (mengejek) Saya tidak memaksa, Pak
Udin, tetapi saya juga perlu uang. Kalau
terus terang menunggu juga, kapan
saya dapat hidup? Padahal, banyak
orang lain yang mau menyewa rumah
ini juga ....
Bapak:
Kalau saya akan segera melunasinya
(batuk-batuk) atau, ... kami akan pindah
saja.
Atun: (berdiri menuju pintu) Bagus, tapi yang
enam bulan jangan lupa!
Bapak :
(terbaring lemah, tangannya menggapai
meja dekat tempat tidur akan me
ng-
ambil gelas, tetapi gelas terjatuh).
Amat memasuki ruangan, di tangannya ada
bungkusan.
Amat : (b
erjalan mendekati tempat tidur)
Bapak (berbisik), aku sudah membeli
obat. Bapak mau minum?
Si Bapak diam saja.
Amat :
(mendekat memegangi bahu bapaknya)
Bapaaak! (menangis)
Amat terduduk di dekat tempat tidur,
kepalanya menelungkup ke dekat
bantal tempat bapaknya berbaring
dengan tenang.
Amat : (menangis) Bapak, mengapa Bapak
pergi oh ....
194
194
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Penggalan drama tersebut bercerita tentang penderitaan Pak
Udin. Dalam penderitaan itu, Pak Udin sedang menahan sakit.
Hal ini diperparah oleh tokoh Atun yang tega menanyakan uang
kontrakan rumah.
Sikap Atun sebagai tokoh berperilaku tidak manusiawi karena
tetap menagih tunggakan rumah meskipun Bapakn
ya Atun masih
sakit.
Nah, sekarang kerjakan latihan berikut.
Bacalah penggalan teks drama berikut. Kemudian telaahlah
komponen kesastraan dalam drama tersebut.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Perempuan dalam Kereta
karya Hamdy Salad
Suara cermin dibanting dan diinjak-
injak dengan sepatu. Dalam keremangan
atau silhuet, seorang perempuan bergerak,
merintih, menari, dalam kotak yang terbuat
dari koran-koran kuning. Lalu memberontak
dan merobek semuanya. Dua perempuan (bisa
juga diperankan oleh lelaki) sedang terpekur
dalam dua kerangkeng (semacam jeruji besi
yang bisa dipakai sebagai properti). Gelisah dan
kemudian saling menyapa.
Perempuan 1 : Apa engkau seorang serdadu?
(Tidak ada jawaban) Apa engkau
seorang serdadu?
Perempuan 2 : Serdadu... apa menurutmu aku
seorang lelaki?.
Perempuan 1
: Tidak. Emangnya hanya lelaki
yang bisa menjadi serdadu,
men jadi jendral atau presiden.
Perempuan 2 : Kalau begitu, dugaanku tepat,
engkau pasti seorang perem-
puan.
Perempuan 1 : Jangan ter
lalu cepat percaya
pada prasangka, pada pendapat
atau kata-kata. Lelaki atau
perem
puan tiada bedanya
dalam berpendapat dalam ber-
kata atau berpikir. Bahkan juga
memiliki kesempatan yang sama
untuk berperan atau bermain-
main dalam ....
Perempuan 2 :
Ohh, ... dugaanku memang
tepat, anda seorang tahanan
politik bukan?
Perempuan 1 : Anda pikir, politik hanya ber-
guna untuk menahan orang,
memenjarakan manusia, he....
Perempuan 2 : Lalu, kenapa engkau terkurung
di sini dan bertanya-tanya ten-
tang sesuatu di luar dirimu?
Perempuan 1 : Karena aku bernama manusia,
bukan hewan atau tumbuh-
tumbuhan.
Perempuan 2 :
Apakah semua mahluk yang
ber
nama manusia harus ter-
kurung dalam jeruji dan pagar-
pagar seperti ini?
Perempuan 1 : Oh, tidak, tidak semua. Karena
tidak semua manusia meng-
alami nasib yang sama. Bahkan
apa yang sedang kita alami di
sini, sebagaimana juga yang
di alami oleh teman-teman
195
195
Membahas Karya Sastra Lama
kita, sahabat-sahabat kita atau
saudara-saudara kita yang
lumpuh atau dilumpuhkan,
hampir semuanya ditentukan
oleh manusia.
Perempuan 2 : Oleh manusia
atau oleh
ke kuasaan.
Perempuan 1 : Oleh kedua-duanya ... dan
itulah yang disebut akal
dan pikiran.
Sumber
: Naskah drama
Perempuan
dalam Kereta
, 1995
• Hikayat atau cerita lama memiliki karakteristik yang
sangat unik. Keunikan tersebut terlihat dari unsur-unsur
yang membangun cerita tersebut.
•
Perbedaan naskah hikayat dengan cerpen terletak pada
motifnya. Dalam cerpen tidak terdapat motif yang meng-
gerakan cerita, bahasa yang digunakan dalam cerpen bukan
bahasa melayu, dan tokoh biasanya lebih bervariasi.
• Penelahaan komponen karya sastra teks drama hampir
sama dengan karya sastra lain. Perbedaannya terletak pada
percakapan dan prilaku tokoh yang membentuk cerita.
Intisari
Intisari
Pelajaran 14
Pelajaran 14
Setelah Anda mengikuti Pelajaran ini, Anda menjadi
lebih mahir mengetahui kekhasan gaya bahasa yang ada dalam
hikayat. Anda pun dapat bercerita mengenai hikayat kepada
teman-teman Anda dengan bahasa masa kini. Selain itu, Anda
pun kini mengetahui ciri-ciri hikayat sehingga Anda dapat
membedakan hikayat dengan karya sastra modern. Tak hanya
itu, ketika Anda menonton sebuah pementasan drama, Anda
akan lebih mahir mengetahui unsur-unsur drama tersebut.
Refl
eksi
Refl
eksi
Pelajaran 14
Pelajaran 14
196
196
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
2. Bandingkanlah unsur-unsur yang ada dalam penggalan
hikayat pada soal no. 1 dengan penggalan cerpen di
bawah ini.
Sudah beberapa hari ini, Sari tidak pernah
bertatap muka dengan Agung lagi. Agung sudah
jarang lewat di depan kelasnya. Padahal, letak
kelas Agung melewati kelas Sari kalau dia mau ke
kantin untuk jajan pada jam istirahat.
Apa agung
sengaja tidak jajan ya?
Mungkin, dia malu kalau
tiba-tiba berpapasan dengan Sari. Atau jangan-
jangan ... Agung malah sengaja tidak datang ke
sekolah? Soalnya, Sari tidak pernah melihatnya
lagi di kelompok anak-anak cowok Kelas 1-E
yang sering terlihat berkerumun di depan pintu
kelas, Agung juga tidak pernah meneleponnya
lagi. Padahal nanti malam kan, malam Minggu.
Diam-diam, dalam hati, Sari berharap Agung
akan muncul tiba-tiba di teras rumahnya,
mengajaknya jalan-jalan untuk nonton bioskop
atau makan di kafe ... Pokoknya apa aja deh,
seperti yang biasa dilakukan Kak Ratna dengan
1. Ceritakan kembali hikayat di bawah ini dengan
bahasa masa kini.
Hikayat Bachtiar
...
Dalam sebuah peristiwa, penyamun di
tangkap oleh tentara kerajaan. Semua keluarga-
nya, termasuk putra yang ditemukan di hutan itu,
ikut digiring ke istana raja. Namun ber
untung,
raja itu sangat cinta dan menyayangi anak-anak
yatim piatu. Anak malang itu, akhirnya dipelihara
oleh kerajaan dan diberi nama Bachtiar.
Sebenarnya, raja itu tidak menyadari bahwa
sang anak itu adalah buah kasihnya yang di
ting-
galkan di dalam hutan beberapa tahun yang
silam. Sebaliknya, Bachtiar juga tidak tahu bahwa
yang dihadapinya adalah sang ayah.
Bachtiar tetap disayangi oleh raja sehingga
ketika dewasa dan matang usianya, ia bekerja di
kerajaan dan diberi jabatan penting. Oleh karena
itu, ia memangku jabatan yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan jabatan pembesar istana.
Mereka berniat membinasakan Bachtiar.
Para pendengki itu, mulai menyebarkan
fi tnah. Tidak tanggung-tanggung Bachtiar difi t-
nah menjalin hubungan dengan permaisuri.
Akhirnya, Bachtiar ditangkap dan dipenjara.
Para mentri dan pejabat yang iri itu mem-
pengaruhi raja agar segera memberi keputusan
hukum. Bachtiar harus dihukum.
Raja bimbang dan seolah-olah tidak percaya
bahwa Bachtiar menjalin hubungan dengan
permaisuri. Namun, para menteri terus dan terus
mempengaruhi raja agar segera mem beri keputusan
hukum. Bachtiar harus di hukum mati.
Raja yang bimbang itu, tetap memberi
kesempatan hidup bagi Bachtiar semalam lagi.
Para pendengki di istana terus membujuk
raja agar Bachtiar cepat dihukum mati.
Akhirnya, raja atas pengaruh itu, memutus-
kan hukuman mati bagi Bachtiar. Bachtiar masih
diberi kesempatan berkata-kata hingga ia masih
bisa menikmati hidup sehari lagi.
Ketika hukuman mati akan dilaksanakan,
penyamun yang merawat Bachtiar sejak kecil,
datang menghadap raja.
...
Atas kecerdasan dan kejujuran Bachtiar,
akhirnya ia diangkat menjadi raja menggantikan
ayahnya.
Sumber:
Perintis Sastera
, 1951 dengan pengubahan
Latihan Pemahaman
Latihan Pemahaman
Pelajaran 14
Pelajaran 14
197
197
Membahas Karya Sastra Lama
Di sebuah stasiun kecil di Jawa Tengah, ta-
hun 1955, kira-kira pukul delapan pagi, kelihatan
seorang perempuan belum tua benar. Duduk di
sebuah bangku tunggu. Agaknya sudah lama di
situ. Kemudian,- masuk seorang lelaki bertopi.
Gelisah memandang kejauhan. Topi dibukanya
untuk mengipas-ngipas badannya yang ber-
keringat. Duduk dekat perempuan).
Perempuan :
Jangan di sini, sudah ada yang
duduk.
Si Kumis : Ini bukan kereta api, tapi stasiun.
Tempat ini tidak boleh dicatutkan.
Aku tak ingin mem bayar sepeser
pun.
Perempuan : Kukatakan sekali lagi, jangan kau
duduk di sini. Anakku sebentar lagi
datang, dia perlu tempat duduk,
perjalanan jauh akan ditempuh-
nya. Aku yakin kereta api penuh
Kuda
Karya Djadjanto Supra
3. Identifi
kasilah komponen kesastraan dalam penggalan naskah
drama di bawah ini.
sesak seperti ikan teri dipepes,
kasihan.
Si Kumis : Ah, anakmu masih muda bukan.
Dia akan tahan. Harus. Aku sudah
tua, capek. Dengar, aku seharian
Mas Anto atau, nggak ke mana-mana juga boleh
... mereka kan, bisa duduk sambil ngobrol
lama-lama di teras. Tapi ... lagi-lagi, Mama pasti
tidak akan mengizinkan.
Hmph! Sari jadi sedih.
Jangan-jangan
...
Agung tidak menyukairiya lagi
...
Mungkin, dia sudah bertemu dengan gadis lain
yang lebih menarik dari Sari .... Mungkin ... ah,
daripada terus-terusan mikirin Agung, bikin
tambah sedih, mendingan Sari keluar kamar saja.
Melihat bagaimana dandanan Kak Ratna untuk
nanti malam. Biasanya, setiap malam Minggu
tiba, kakaknya itu tiba-tiba berubah jadi cantiiik
... sekai mirip bidadari yang baru turun dari
langit. Ya, maklumlah ... namanya saja mau jumpa
sang pacar. Tapi ... Iho kok, Kak Ratna masih
tampak biasa-biasa saja? Sama sekali belum
dandan. Malah masih tenang-tenang, duduk
di teras belakang rumah sambil baca majalah.
Pakaiannya juga baju rumah yang dipakainya dan
tadi sore. Padahal, biasanya Kak Ratna sudah
sibuk menyetrika pakaian terbagus yang akan
dipakai
nya buat nanti malam, setelah itu mandi
lagi (padahal tadi sudah mandi, tapi Kak Ratna
takut kalau badannya udah keringetan lagi). Dan
terakhir, kakak sulungnya itu akan duduk berlama-
lama di depan cermin, merapikan
make-up
di
wajahnya.
Tapi, kok malam ini lain .... Apa malam
ini Mas Anto tidak datang, ya? Jangan-jangan ...
mereka sudah putus!
Sari terus menatap kakaknya
itu dengan rasa ingin tahu. Kak Ratna menoleh
saat menyadari seseorang berdiri di dekatnya.
"Eh, Sari? ada apa?" tanya Kak Ratna sambil
meletakkan majalahnya."Kak Ratna nggak ke
mana-mana nanti malam?" tanya Sari hati-hati
sambil duduk di dekat kakaknya. "Nggak," geleng
Kak Ratna. "Memang ada apa? Kamu ada perlu
dengan Kakak?"
Sari menggeleng. "Nggak Sari cuma heran.
Biasanya kan, Kak Ratna dijemput sama Mas
Anto?".
....
Sumber:
Kumpulan Cerpen
Impian Jacqueline,
2004
198
198
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
ini jalan kaki, sampai lihatlah,
sandalku habis. Tapi kalau aku
dapat duit hari ini akan kusol-
kan dengan karet ban. Awet tapi
murah. Alangkah nikmat
nya bisa
duduk di sini. Tiap hari aku ke
sini. Betapa gelisahnya. Biasa
nya
aku selalu melihat arloji, tapi kini?
(dia mengangkat bahu).
Perempuan : Sebaiknya kau tanyakan jam kan-
tor itu.
Si Kumis : Aku masih letih, ingin duduk di
sini dulu. Kuminta dengan sangat,
kau orang baik, bukan? Anakmu
seorang yang baik tentu. Aku
percaya, dia selalu memberi-
kan tempat kepada orang
perempu
an, seperti engkau
dan seorang laki-laki seperti
aku. Seorang anak, harus tahu
adat.
Perempuan : Tak semuanya begitu.
Si Kumis : Anakmu tentu tidak.
Perempuan : Dia amat aneh, aku tak selalu
mengerti.
Si Kumis : Aneh? Tandanya dia dewasa.
Sumber
: Majalah
Horison
, 2002